Jumat, 22 Juli 2011

Analisis Kasus SBY pada Media Australia


              Indonesia akhir-akhir ini diresahkan oleh permasalahan yang datangnya dari luar 
negeri yaitu menyeruaknya berita yang merusak nama baik yang mengarah kepada  presiden kita Susilo Bambang Yudhoyono oleh dua media asal Australia yaitu The Age dengan judul Abuse Power of Yudhoyono dan dalam media Herald Morning Corruption menulis Allegations again Yudhoyono bersumber dari Wikileaks (Organisasi internasional yang bermarkas di Swedia yang menerbitkan dokumen-dokumen rahasia dengan tetap menjaga kerahasiaan narasumbernya) yang intinya bahwa Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dianggap telah menyalahgunakan kekuasaan dengan membela kelompok koruptor di Indonesia bahkan telah memata-matai saingan politiknya.
            Ini bukan tindakan kali pertama yang dilakukan organisaasi Wikileaks yang mengejutkan dunia bahkan organisasi ini sempat membocorkan kawat diplomastik AS, serta membongkar dokumen perang antara Irak dan Aganistan.
            Perlu adanya pertemuan antara Wikileaks dan selaku juru bicara SBY untuk meminta klarifikasi mengenai pemberitaan tersebut serta memperbaiki nama baik SBY kepada pihak Wikileaks agar pemberitaan tersebut tidak sampai ketelinga masyarakat Indonesia dan membentuk opini publik negatife mengenai presiden kita Susilo Bambang Yudhoyono.
            Setelah pengklarifkasian dianggap telah sampai pada titik temu yang mampu membuktikan pemberitaan tersebut barulah pihak Indonesia boleh menuntut pihak Wikileaks apabila pemberitaan tersebut adalah tidak benar adanya dalam kenyataan dilapangan dan meminta pihak Wikileaks agar meralat berita yang telah dikeluarkannya serta meminta maaf langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena hal tersebut menyangkut perusakan nama baik.
            Ternyata apabila diamati secara dekat organisasi Wikileaks memberikan dua jenis peluang ibaratnya dua sisi mata uang yaitu adanya peluang yang positif maupun peluang yang negatif. Darimana kita bisa melihat kedua sisi peluang tersebut yaitu terletak pada aktor-aktor yang memiliki kepentingan politik didalamnya baik secara pemberitaan maupun yang nonpemberitaan.
            Peluang negatif tentu saja diterima oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan yang memiliki kontraversi dan memiliki kasus buruk sehingga mampu menyorot namanya dikalangan masyarakat umum sehingga membentuk opini publik yang negatif dan mampu menjungkirbalikan kursi kedudukan yang tengah dipegangnya hanya dalam hitungan beberapa waktu akibat peran dari si komunikator  ini (Wikileaks).
            Apabila fenomenal buruk tersebut benar-benar terjadi dalam dunia politik secara tidak langsung akan memberi peluang positif pula bagi partai-partai oposisi yang memang sedang menanti proses untuk menduduki jabatan yang diidam-idamkannya dan menggantikan aktor-aktor yang telah tergulingkan dari jabatnnya akibat kasus kotraversi.
            Ada manfaat yang tak terlihat bisa juga disebut manfaat yang laten dari kontraversi aktor didalam pemberitaan tersebut dimana sang aktor yang dikategorikan nyaris terjerat dalam kontroversi akan lebih mengintropeksi diri serta lebih meningkatkan kinerjanya dalam birokrasi politik guna mengharmoniskan nama baik dan mendapat kepercayaan dari masyarakatnya.
            Jadi kesimpulannya organisasi Wikileaks bisa menjadi peluang negatif bagi sgelintir orang yang menjadi korban kontraversi didalamnya dan bisa peluang positif dalam mengangkat nama aktor dalam pembicaraan yang hangat dimasyarakat atau peluang yang amat positif bagi segenlintir orang yang mengharapkan adanya pengosongan kursi panas dalam jabatan pemerintahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar